Kepada
Bapak Hendrar
Prihadi, S.E, M.M
Walikota
Semarang
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Bapak Hendrar,
apa kabar tuan ? semoga baik dan bahagia, sama sepertiku.
Tuan, ketika
membaca surat ini, semoga tuan tersenyum dan kerutan di kening tuan berkurang.
Kegelisahan memang selalu menghampiri setiap orang. Apalagi kepada pemimpin
besar seperti tuan.
Apakah tuan tahu
siapa diriku. Baiklah. Namaku Budi Wicaksono, seorang mahasiswa. Tenanglah
tuan, jangan panik dan tegang dahulu mendengar statusku sebagai seorang
mahasiswa. Jujur aku bukan mahasiswa yang senang ikut demonstrasi dan menuntut
pemerintah tanpa solusi, percayalah.
Sekarang tuan
bacalah surat cintaku. Cintaku bukanlah sekadar kata-kata. Bukan deretan orasi
dan naskah berita. Tetapi cintaku ini adalah sebuah gagasan untuk Menuju
Semarang Setara.
Ada gagasan yang
ingin ku sampaikan sebagai upaya memberikan kontribusi untuk Semarang. Aku
ingin menyuarakan hak teman-temanku penyandang disabilitas di Semarang. Begini
tuan, Semarang merupakan kota besar yang merupakan ibukota provinsi Jawa
Tengah. Hatiku iri melihat kota sebelah, sebutlah kota Solo mendeklarasikan
sebagai kota inklusi dan layak anak. Inklusi merupakan sebuah pendekatan untuk
membangun dan mengembangkan lingkungan yang semakin terbuka. Hal ini berarti
bahwa adanya keterbukaan dan keramahan bagi semua, saling menghargai dan
mengikutsertakan perbedaan karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya
dan lainnya.
Gagasan yang
ingin ku kerucutkan di sini menyangkut persoalan pendidikan inklusif,
tuan.Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta
Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pasal 3 ayat 2 Permendiknas ini
menggolongkan siapa saja yang disebutkan memiliki keleluasaan dalam hal ini ada
10 kategori yakni : tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, berkesulitan belajar, lamban belajar, autis, memiliki gangguan
motorik, menjadi korban penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif
lainnya memiliki kelainan lainnya, dan tunaganda.
Bukankah mereka
bagian dari masyarakat Semarang juga, tuan ?
dan berhak atas pendidikan yang layak tanpa diskriminasi ? Tuan, pendidikan
adalah salah satu jalan menjadikan individu sebagai agen perubahan, bukan sekadar
penerima pasif program pemberdayaan. Merefleksi Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa Sistem Pendidikan
Indonesia harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, pasal 4 ayat 1
menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Tuan, di Jawa
Tengah tercatat 47 sekolah luar biasa (SLB) swasta dan negeri yang tersebar di
tingkat kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Demikian halnya di Semarang,
tercatat kurang lebih 8 SLB yang meliputi SLB swasta dan negeri. Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam angka 2006 tercatat penyandang
disabilitas secara keseluruhan mencapai 1570 jiwa dan akan terus meningkat.
Melihat fenomena di atas perlu adanya relokasi dan penambahan sarana dan
prasarana yang akan meningkatkan pelayanan pendidikan bagi penyandang
disabilitas.
Tuanku, saat ini
keberadaan sekolah luar biasa (SLB) sudah tidak efektif lagi. Rasio jumlah
penyandang disabilitas dan guru tidaklah seimbang seiring bertambahnya jumlah
penyandang disabilitas. Selain itu, kondisi di SLB mengekslusifkan penyandang
disabilitas sendiri dalam mendapatkan layanan pendidikan. Oleh karena itu,
dibutuhkan layanan pendidikan yang fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi hal
tersebut.
Balai
Pengembangan Pendidikan Khusus (BP-DIKSUS) Dinas Provinsi Jawa Tengah merilis
ada 44 sekolah inklusi di Semarang. Dari jumlah ini tuanku, seharusnya dapat
dimaksimalkan penyelenggaraannya untuk membantu penyelenggaraan sekolah luar
biasa (SLB). Tuanku, aku ingin mengajak para orang tua yang memiliki anak
difabel untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Jujur saya ingin mengubah stigma
negatif masyarakat tentang keberadaan teman-teman disabilitas yang sering
dianggap lemah dan remeh. Saat ini yang kita butuhkan adalah proses sosialisasi
kepada masyarakat terkait penyelenggaraan sekolah inklusi selain membenahi
sarana dan prasarana pendukung di sekolah inklusi.
Tuanku, saya
berkeyakinan bahwa pendidikan inklusif merupakan sarana hidup dan belajar cara
hidup (way of life) yang terbaik,
yang menguntungkan semua orang, karena tipe pendidikan ini dapat menerima dan
merespon setiap kebutuhan individual anak. Dengan demikian sekolah atau
pendidikan menjadi suatu lingkungan belajar yang ramah anak-anak. Tuanku, saya
sebagai mahasiswa siap untuk ikut andil bagian dari penyelenggaran pendidikan
inklusif di Semarang, untuk Semarang yang setara. Hal sederhana yang dapat
kita dilakukan adalah mengkaji kembali
regulasi, penyelenggaraan dan historis melalui focus group discussion yang melibatkan semua komponen masyarakat Semarang.
Di sebuah malam
yang syahdu ini, Budi ingin mengajak tuan untuk mewujudkan gagasan dan harapan
yang sudah ku sampaikan tadi. Aku ingin tuan tersenyum dan kening tuan tidak
berkerut lagi. Aku tak ingin lagi melihat tuan panik mendengar kata mahasiswa.
Karena aku di sini sadar, mahasiswa akan membantu pemimpinnya jika terjadi
masalah di negeri ini. Saatnya mewujudkan Semarang yang setara, tuan. Sudah
dahulu tuan, sekali lagi tersenyum ya, jangan gelisah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Semarang, 15
April 2015
Di bawah sinar
rembulan, salam hormatku untuk tuan
Budi Wicaksono
Lucky Club Casino Site | Live, Social & Mobile Betting
BalasHapusLucky Club Casino has a bright luckyclub.live and modern theme. Here, you will find your friends and family and place bets, but also many ways. The online