Oleh
: Dimyati Hakim
Teman-teman, setelah saya membaca
buku tentang “Guru Cinta” yang di dalamnya memuat tentang kisah guru
inspiratif, satu kisah mengagumkan saya peroleh dari Bapak Dimyati Hakim.
Begini, di awal kisahnya beliau menceritakan kalau kekurangan dan kelemahan yang beliau sandang adalah ketidakmampuannya dalam mendengar segala sesuatu. Indera pendengarannya sudah tidak berfungsi sejak beliau lahir. Beliau memang cacat pendengaran tetapi otaknya tidak cacat. Nasihat ibunya bahwa di balik kecacatan pasti ada kelebihan dan kecacatan bukanlah hambatan untuk meraih prestasi. Baginya ketika indera pendengaran tidak berfungsi dapat dialihkan ke indera penglihatan yaitu mata. Jadi mata dapat berperan ganda, yaitu melihat dan mendengar.
Kaum tunarungu kehilangan fungsi
indera pendengaran, mereka dapat mengenal dan belajar serta menguasai bahasa
melalui indera penglihatan, tentunya bila penyajiannya dilakukan secara
tertulis dengan dukungan ilustrasi. Secara lisan dapat digunakan bahasa isyarat
baik lewat isyarat struktural maupun isyarat konseptual.
Menurut pengalaman Bapak Dimyati
Hakim, cara paling efektif bagi penyandang tunarungu adalah melalui cerita
bergambar atau ilustrasi yang ada balon bicara, berupa bacaan atau cerita komik
yang dapat ditangkap dengan kekuatan indra penglihatan. Komik bukan hanya
bacaan yang menghibur tetapi juga dapat menambah wawasan bahasa. Bacaan komik
sangat cocok bagi tunarungu yang tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat.
Secara sepintas komik itu
kelihatannya seperti tidak ada apa-apanya dan hanya berisi rangkaian gambar
cerita saja, namun bila ditelaah secara cermat, sesungguhnya komik memiliki
kontribusi yang besar bagi pengembangan bahasa, khususnya siswa tunarungu.
Manfaat Komik Bagi Tunarungu
Program membiasakan anak tunarungu untuk suka komik atau gemar membaca komik perlu disosialisasikan, digalakan dan dikembangkan karena memiliki dampak yang positif bagi perkembangan bahasa dan kepribadian anak tunarungu, antara lain : Pertama, membantu tunarungu memperkaya pembendaharaan kosa kata. Kedua, Bacaan komik membantu tunarungu untuk mengenal dan memahami bentuk dan pola kalimat. Dalam cerita komik sarat dengan adegan dialog dalam balon bicara, itu akan membantu tunarungu mengenal dan memahami bentuk kalimat, pola kalimat, gaya bahasa dan aturan atau hukum tata bahasa Indonesia yang berlaku. Ketiga, bacaan komik melatih tunarungu dalam keterampilan komunikasi dan negosiasi dengan lawan bicara. Keempat, bacaan komik mampu membantu tunarungu untuk lebih peka terhadap lingkungan, cepat tanggap. Kelima, bacaan komik membantu tunarungu untuk lebih meningkatkan kemampuan intelegensi, imajinasi dan kreativitas bernalar. Keenam, komik merangsang inspirasi dan inisiatif serta cepatan aksi-reaksi dalam pikiran, ucapan, gagasan atau ide dan tindakan serta memiliki sikap kritis yang bersifat membangun. Ketujuh, bacaan komik mampu meredam gejolak kejiwaan yang mengarahkan ke hal-hal negatif. Kedelapan, bacaan komik mampu menumbuhkan keberanian, memupuk rasa percaya diri dan mempercepat proses adaptasi dengan lingkungannya.
Jika anak tunarungu belajar dari
kasus-kasus yang diceritakan komik, maka komik menjadi media pembentuk pribadi
anak yang pemberani, punya rasa percaya diri dan tidak minder dengan masyarakat
sekitar. Bacaan komik membentuk kepribadian yang mandiri, berakhlak mulia,
berbudi luhur, berwawasan serta bermartabat.
Bacaan komik adalah guru yang baik,
karena dapat menyajikan cerita bergambar dan balon bicara dengan tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, sehingga anak tunarungu memiliki bekal ilmu
pengetahuan yang baik tentang kehidupan bermasyarakat. Berkat komik, anak
tunarungu mampu mengatasi kesulitan dan kekurangannya sebagai akibat
ketunarunguannya. Demikianlah ringkasan yang dapat saya bagikan kepada
teman-teman, semoga bermanfaat. Always
smiling to Inspire others :)
Budi
Wicaksono – Founder Difable Care
Community UNNES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar