Oleh : Mukhanif Yasin Yusuf
Sebuah buku yang mengangkat kisah perjalanan hidup Mukhanif
Yasin Yusuf sebagai seorang tunarungu, sebagai seorang pengembara dalam dunia
"ketidakmungkinan".
Terdiri dari 18 Bab yang di dalamnya menceritakan lika-liku
kehidupan sang penulis yang sangat menyentuh hatiku. Bagiku, beberapa bab di
dalam buku ini menyimpan pelajaran yang sangat luar biasa.
Di Bab 5 "Ia Mendengar dengan Cara Berbeda"
misalnya, si Ishak harus menerima perlakuan yang kurang mengenakkan dari
gurunya. Keterbatasan yang dimiliki Ishak tak membuat dirinya mengeluh dan
putus asa sebab ia yakin apa yang terjadi adalah yang terbaik bagi dirinya.
Dengan menerapkan suatu cara agar dapat mendengar apa yang disampaikan oleh
guru-gurunya, Ishak menjalani kehidupannya di sekolah.
Di Bab 6 " Ia Masih Diuji" perjalanan Ishak untuk
melanjutkan pendidikan ke MTs pun bukan tanpa halangan, ia harus menerima
siksaan yang mebuat hatinya tersayat luka. Satu pernyataaan sikap Ishak
"Aku memang tuli, tapi hatiku takkan pernah tuli". Bagi Ishak, tiada
kata menyerah dalam keterbatasan yang dia miliki, dalam pikirannya yang
terpenting ia berusaha menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya sebab setelah
semua dijalani, diusahakan, diikhtiarkan maka Tuhan-lah yang menentukan akankah
usahanya berhasil atau tidak.
Di Bab 9 " Bangkit" aku menemukan sosok Ishak yang
menjadi pribadi sebenarnya. Ku temukan puisi di bab ini, begini :
Nyanyian Sunyi
Di bawah terangnya rembulan malam
Ku simpan sebuah makna
Dalam sanubariku
Yang tak dapat kau raih
Ku nyanyikan sebuah lagu
Di tengah kesunyian malam
Namun
Sunyi tetap membisu
Yang terdengar hanyalah lagu sendu
Yang aku dendang di kesunyian malam
Ah begitu mendalam makna yang terkandung di dalamnya. Puisi
ini merupakan tempat pengungsian bagi dirinya untuk membebaskan diri dari
kesunyian dan kegelisahannya.
Di Bab 11 "Jalan Pembuka" Ishak menjelma menjadi
sosok yang berpengaruh. Di SMA, Ishak menjadi seorang ketua OSIS, masuk sebagai
finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Di Bab 17 " Aktivis Difabel" membuka mataku
bagaimana perjuangannya mengangkat kaum difabel yang sering termarjinalkan,
mengalami diskriminasi dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik hingga
kehidupan sosial. Dari situlah semangatnya muncul untuk mengaungkan isu difabel
di kampusnya lewat forum mahasiswa difabel.
Secara keseluruhan, buku ini sangatlah inspiratif,
kisah-kisah yang terkandung di dalamnya disusun secara apik dan mampu mengugah
hati ini untuk menyelami setiap makna hidup yang ada.
Budi Wicaksono
- Founder Difable Care Community UNNES
Jejak Pejalan Sunyi..novel yang diberi sentuhan fiksi tanpa menghilangkan substansi realitas tentang perjalanan hidup penulis sendiri.. Good!
BalasHapus